Mampukah Vaksin COVID-19 yang Ada Sekarang Melawan Varian Delta Plus?

Rabu, 28 Juli 2021 - 09:40 WIB
loading...
Mampukah Vaksin COVID-19...
Foto Ilustrasi/Istimewa
A A A
JAKARTA - Vaksinasi menjadi upaya yang tetap harus dilakukan sekali pun varian baru COVID-19 banyak bermunculan. Vaksin COVID-19 masih dianggap cukup mampu memberi perlindungan dari keparahan penyakit jika terpapar virus.

Ditemukannya varian Delta Plus di dua wilayah di Indonesia sudah sepatutnya menjadi perhatian utama semua orang. Bukan hanya masyarakat dengan memperketat protokol kesehatan, tetapi pemerintah juga agar meningkatkan testing genom untuk melacak evolusi virus.



Salah satu sifat yang dimiliki varian Delta Plus menurut Epidemiolog Griffith University, Australia, Dicky Budiman, adalah resisten terhadap terapi antibodi, bahkan pada mereka yang sudah divaksinasi. Artinya, orang yang sudah divaksinasi tetap memiliki risiko terpapar varian dengan simbol AY.1 tersebut.

"Varian Delta Plus resisten terhadap terapi antibodi. Varian ini juga mengikat sangat kuat di reseptor ACE 2, yang artinya penularannya sangat cepat dan mudah. Pada beberapa obat uji, varian ini diketahui resisten serta bisa menurunkan efikasi respons antibodi tubuh. Bahkan pada orang yang sudah divaksinasi," ujar Dicky saat diwawancarai MNC Portal, Selasa (27/7).

Menjadi pertanyaan sekarang adalah, apakah vaksin COVID-19 yang tersedia hingga saat ini cukup kuat melawan varian Delta Plus?

Sunit K. Singh, Professor of Molecular Immunology and Virology dari Institute of Medical Sciences, Banaras Hindu University, menerangkan bahwa karena memiliki sifat mampu menghindar dari sistem imun dan punya kemampuan mengurangi efek terapi antibodi monoklonal, mutasi ini jadi sangat mengkhawatirkan.

"Karena kemampuan yang dimiliki seperti itu, satu dosis vaksin saja tidak cukup untuk menawarkan perlindungan pada tubuh," tegas Prof. Singh di laman The Conversation.

Lantas bagaimana mereka yang sudah divaksinasi dua dosis, apakah efeknya juga sangat rendah untuk melawan varian Delta Plus?



"Pada mereka yang sudah menerima dua dosis vaksin, bukti ilmiah mengungkapkan bahwa dua dosis menghasilkan antibodi yang cukup untuk menekan infeksi dan simtomatik, serta penyakit parah yang timbul jika virus tetap menyerang tubuh," paparnya.

"Penting untuk diketahui bahwa sebagian besar vaksin COVID-19 yang ada sekarang itu tidak memberikan kekebalan sterilisasi mutlak, tetapi bekerja untuk mengurangi keparahan penyakit," tambah Prof. Singh.
(tsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2415 seconds (0.1#10.140)